Retinopathy of prematurity (ROP) merupakan cacat mata bawaan yang banyak terjadi pada bayi prematur. ROP yang tergolong ringan dapat pulih dengan sendirinya seiring pertambahan usia bayi. Namun, jika parah, ROP bisa menyebabkan gangguan penglihatan hingga kebutaan.
Pada dasarnya, pembuluh darah dan jaringan retina janin sudah mulai terbentuk dan berkembang saat usia kehamilan memasuki minggu ke-16. Bagian mata janin ini akan semakin berkembang hingga dapat berfungsi dengan baik setelah ia dilahirkan cukup bulan (di atas 38 minggu).
Ketika bayi dilahirkan terlalu cepat atau terlahir prematur, retina mata bayi belum berkembang dengan sempurna, sehingga belum dapat berfungsi dengan baik. Hal ini dapat membuat penglihatannya terganggu. Kondisi inilah yang disebut Retinopathy of Prematurity (ROP).
Semakin cepat bayi dilahirkan, maka semakin tinggi risikonya untuk terkena Retinopathy of Prematurity (ROP).
Penyebab Retinopathy of Prematurity (ROP)
ROP disebabkan oleh terlalu cepatnya bayi dilahirkan, sehingga retinanya belum cukup berkembang di dalam kandungan.
Hingga saat ini, penyebab pasti terjadinya hal tersebut masih belum diketahui dengan pasti. Namun, ada beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan bayi prematur lebih rentan terkena ROP, yaitu:
- Berat badan lahir rendah
- Kelainan genetik
- Pertumbuhan janin terhambat (IUGR)
- Hipoksemia atau kekurangan oksigen selama di dalam kandungan.
- Infeksi dalam rahim
Tahapan pada Retinopathy of Prematurity (ROP)
ROP terbagi menjadi lima tahap, mulai dari ringan hingga parah. Berikut ini adalah penjelasannya:
Stadium I
Ditemukan adanya pertumbuhan pembuluh darah yang abnormal di retina, tetapi masih sedikit. Kebanyakan bayi dengan ROP stadium I dapat membaik dengan sendirinya tanpa pengobatan seiring pertambahan usia. ROP stadium I juga umumnya tidak mengganggu penglihatan.
Stadium II
Pada stadium II, ditemukan cukup banyak pertumbuhan pembuluh darah yang abnormal di sekitar retina. Sama seperti stadium I, bayi dengan ROP stadium II tidak memerlukan pengobatan dan seiring pertambahan usia penglihatannya akan normal.
Stadium III
Pada ROP stadium III, pembuluh darah abnormal di sekitar retina sangat banyak, sehingga menutupi retina. Hal ini dapat mengganggu kemampuan retina mata dalam menunjang penglihatan.
Pada beberapa kasus, bayi dengan ROP stadium III dapat membaik tanpa pengobatan dan memiliki penglihatan yang normal. Namun, bila pembuluh darah retina semakin membesar dan pertumbuhannya semakin banyak, maka pengobatan perlu dilakukan untuk mencegah robekan retina.
Stadium IV
Pada ROP stadium IV, kondisi retina mata bayi sudah terpisah atau koyak sebagian dari bola mata. Hal ini karena tumbuhnya pembuluh darah abnormal di sekitar retina menarik retina menjauh dari dinding mata. Bayi dengan ROP stadium IV harus segera mendapatkan penanganan agar tercegah dari kebutaan.
Stadium V
ROP stadium V merupakan kondisi yang paling parah di mana retina mata sudah terlepas dari bola mata sepenuhnya. Kondisi ini harus segera diobati karena bisa menyebabkan gangguan penglihatan atau kebutaan permanen jika tidak segera ditangani.
Pengobatan pada Retinopathy of Prematurity (ROP)
Meskipun ROP stadium I, stadium II, dan stadium III dapat pulih seiring bertambahnya usia bayi, kondisi ini tetap perlu diperiksa dan dipantau secara rutin oleh dokter mata.
Pemeriksaan berkala ini penting dilakukan agar dokter dapat mendeteksi dan mengevaluasi kondisi mata bayi. Jika terlambat ditangani atau semakin parah, ROP dapat menyebabkan bayi terkena berbagai penyakit mata, seperti ablasi retina, rabun jauh, mata juling, mata malas, dan glaukoma, di kemudian hari.
Sementara, pada ROP stadium lanjut yang sudah parah, penanganan perlu segara dilakukan untuk menyelamatkan indra penglihatan bayi. Beberapa langkah penanganan ROP tersebut meliputi:
1. Terapi laser
Terapi laser merupakan metode pengobatan yang paling umum digunakan untuk menangani ROP. Prosedur ini bertujuan untuk memperbaiki pinggiran retina yang tidak memiliki pembuluh darah normal. Sehingga retina tampak bening dan terbebas dari pembuluh darah abnormal yang menghalanginya.
2. Krioterapi
Pengobatan ini dilakukan dengan cara membekukan jaringan di sekitar retina untuk menghancurkan area pinggiran retina guna menghentikan pertumbuhan darah yang tidak normal. Tujuannya sama dengan terapi laser untuk ROP.
3. Penggunana obat-obatan
Jika diperlukan, dokter dapat memberikan obat-obatan yang disuntikkan ke dalam bola mata bayi untuk menghentikan pertumbuhan pembuluh darah abnormal di retina. Metode pengobatan ini umumnya dilakukan bersamaan dengan operasi laser.
4. Sleral Buckling
Pengobatan ini digunakan untuk kasus ROP yang berat. Prosedur ini dilakukan dengan menempatkan pita fleksibel yang terbuat dari silikon di sekitar lingkar mata untuk mendorong retina yang sudah robek agar menempel kembali pada dinding mata.
5. Vitrektomi
Pengobatan ini dilakukan pada ROP stadium V. Vitrektomi merupakan prosedur pembedaham pada mata untuk mengembalikan posisi retina kembali pada dinding mata.
ROP tidak dapat dikenali secara kasat mata. Satu-satunya cara untuk mendeteksi dan mendiagnosis ROP adalah melalui pemeriksaan mata untuk skrining ROP, yang dilakukan oleh dokter spesialis mata.
Pemeriksaan skrining ROP biasanya akan dilakukan apabila bayi terlahir prematur. Apabila hasil pemeriksaan dokter menunjukkan bahwa bayi mengalami ROP, maka dokter dapat menentukan langkah penanganan lebih lanjur untuk mengobati ROP sesuai tingkat keparahan dan kondisi bayi.