RSMATAAACHMADWARDI.COM — Ketika kita mengalami mata merah pada salah satu atau kedua mata biasanya kita langsung membeli obat-obatan di apotik tanpa mengetahui sebenarnya apa yang terjadi pada mata kita. Pemeriksaan oleh dokter sangat dibutuhkan untuk mendiagnosis apa yang terjadi pada mata kita, karna mata merah merupakan tanda atau gejala dari suatu penyakit.
Mata merah terjadi ketika pembuluh darah halus di permukaan mata melebar akibat iritasi, peradangan, infeksi, cedera, atau meningkatnya tekanan bola mata.
Penyebab mata merah dapat ditentukan dengan memperhatikan berapa lama keluhan mata merah berlangsung, apakah mata merah terjadi pada salah satu atau kedua mata, ada tidaknya rasa sakit pada mata yang merah, serta ada tidaknya gangguan penglihatan.
- Masuknya benda asing ke dalam mata
Benda asing, seperti debu, pasir, atau serpihan besi, dapat masuk ke mata akibat tiupan angin, ledakan, atau kecelakaan. Gejala masuknya benda asing ke mata bisa berupa mata merah, nyeri pada mata, dan mata berair.
Lihat postingan ini di Instagram
Sebuah kiriman dibagikan oleh RS Mata Achmad Wardi (@rsmataachmadwardi)
Jika benda asing ini menempel atau menancap pada permukaan bola mata, dapat terjadi kerusakan pada kornea yang bisa mengganggu penglihatan.
- Konjungtivitis dan keratitis akibat infeksi bakteri
Konjungtiva adalah selaput bening yang melindungi bagian putih mata (sklera) dan bagian dalam kelopak mata. Ketika terjadi konjungtivitis, yaitu peradangan pada konjungtiva, pembuluh darah di sekitarnya akan mengalami pelebaran dan menyebabkan mata jadi merah.
Salah satu penyebab konjungtivitis adalah infeksi. Pada konjungtivitis akibat infeksi bakteri, selain mata merah, dapat juga muncul gejala berupa keluarnya cairan berwarna kuning atau hijau yang lengket pada mata.
Keratitis adalah peradangan pada kornea yang sering terjadi bersama konjungtivitis. Keratitis juga dapat disertai dengan kondisi yang lebih serius, yaitu erosi atau luka pada kornea, yang membutuhkan penanganan segera oleh dokter.
- Perdarahan subkonjungtiva
Pembuluh darah halus di selaput konjungtiva atau di sklera dapat pecah dan menyebabkan darah berkumpul di ruangan antara kedua lapisan tersebut. Kondisi ini disebut sebagai perdarahan subkonjungtiva dan biasanya terjadi pada orang yang sedang mengonsumsi obat antikoagulan, penderita hipertensi, dan orang yang sering batuk.
Perdarahan subkonjungtiva mungkin terlihat serius karena mata terlihat sangat merah. Namun, kondisi ini sebenarnya tidak berbahaya. Perdarahan tersebut akan diserap oleh mata secara perlahan dalam waktu 2–4 minggu.
- Peradangan pada sklera
Sklera adalah lapisan luar mata yang berwarna putih. Di sebelah dalam sklera terdapat uvea dan iris. Masing-masing lapisan ini dapat mengalami peradangan karena berbagai sebab, antara lain penyakit autoimun, cedera, infeksi virus, dan infeksi bakteri. Peradangan pada lapisan-lapisan ini juga dapat menyebabkan mata merah.
- Malposisi kelopak mata
Kelainan posisi kelopak mata dapat menyebabkan gangguan di permukaan bola mata. Pada kasus yang disebut entropion, kelopak mata terlipat ke arah dalam, sehingga bulu mata tumbuh ke arah bola mata dan menggores kornea. Kondisi ini dapat menimbulkan radang atau luka pada kornea.
Sebaliknya, pada kasus yang disebut ektropion, kelopak mata terlipat ke arah luar, sehingga air mata tidak dapat membasahi permukaan bola mata secara sempurna dan akhirnya mata jadi kering. Hal ini menimbulkan iritasi pada mata yang menyebabkan mata merah.
- Glaukoma akut
Glaukoma umumnya terjadi akibat peningkatan tekanan bola mata secara perlahan dalam jangka waktu yang lama. Namun, pada beberapa kasus yang lebih jarang terjadi, peningkatan tekanan bola mata ini dapat muncul mendadak akibat sumbatan pada bilik depan bola mata.
Kondisi ini disebut glaukoma akut dan menimbulkan gejala berupa mata merah, nyeri pada mata, sakit kepala berat, mual, muntah, dan penurunan penglihatan. Glaukoma akut adalah kondisi gawat darurat yang perlu segera ditangani oleh dokter.