Mudik merupakan kegiatan perantau imigran untuk kembali ke kampung. Biasanya mayoritas masyarakat Indonesia melakukan mudik menjelang datangnya hari raya Idul Fitri. Pemudik rela menempuh perjalanan jauh untuk dapat merayakan hari raya Idul Fitri bersama keluarga di kampung halaman. Perjalanan yang jauh terutama bagi pemudik yang hendak menggunakan sepeda motor, penting untuk memperhatikan perlindungan mata selama berkendara. Seringkali mata akan mengalami dry eye. Lalu apa saja gejala dan penyebab mata kering?
Dry eye atau mata kering adalah suatu kondisi dimana air mata yang tidak yang tidak normal dan tidak dapat melumasi (melubrikasi) permukaan bagian depan kornea.
Gejala-gejala mata kering:
- Mata terasa Perih
- Mata Merah
- Mata Bengkak
- Sensitivitas terhadap cahaya
- Sensasi kesat atau berpasir di dalam mata
- Sensasi panas, menyengat, atau gatal di dalam mata
- Seperti ada yang menyangkut di dalam mata
- Mata lelah dan berair
- Adanya selaput lendir di dalam atau di sekitar mata
- Penglihatan buram
Tingkat keparahan penyakit mata kering bervariasi, mulai dari tingkat ringan hingga tingkat parah dengan rasa sakit atau bahkan disertai komplikasi. Pada sebagian kasus yang ada, gejala-gejala yang dirasakan tergolong ringan.
Penyebab Mata Kering
Turunnya produksi air mata, serta menguapnya air mata yang terlalu cepat pada kasus penyakit mata kering bisa dipicu oleh beberapa faktor, diantaranya:
- Perubahan Hormon
Hormon merangsang produksi air mata. Perubahan hormone yang umum dialami oleh wanita bisa meningkatkan resiko mereka terhadap mata kering, Misalnya: selama kehamilan, monepause, atau menggunakan pil KB.
- Proses penuaan
Mata kering lebih sering dialami oleh orang-orang lanjut usia. Hal ini mungkin diakibatkan oleh produksi air mata yang menurun seiring bertambahnya usia, dan kelopak mata menjadi kurang sensitif untuk meratakan air mata di seluruh permukaan mata.
- Kondisi medis
Beberapa penyakit bisa berdampak pada kemampuan kelenjar mata untuk memproduksi air mata, misalnya blefaritis, disfungsi, kelenjar meibomian, dermatitis kontak, rheumatoid arthritis, konjungtivitas alergi, sindrom Sjogren, HIV, Bell\’s Palsy, dan lupus.
Banyak orang yang mengalami mata kering juga memiliki blepharitis atau meibomian gland dysfunction (MGD). MGD adalah peradangan batas kelopak mata yang bisa menghadang kelenjar air mata untuk memproduksi minyak untuk lapisan air mata. Blepharitis bisa dialami oleh siapapun, dan umumnya diakibatkan oleh infeksi bakteri atau kondisi lain, seperti rosacea.
- Obat-obatan
Mata kering dapat menjadi efek samping dari konsumsi obat-obatan tertentu, seperti antihistamin, antidepresan, diuretic, dan beta-blockers.
- Lingkungan
Faktor lingkungan bukan menjadi penyebab utama, namun lebih kepada faktor yang bisa memperparah kondisi mata kering. Misalnya: debu, asap, angin, matahari, cuaca kering, tiupan angin panas, berada di tempat tinggi.
- Aktivitas dan Kebiasaan
Aktivitas dan kebiasaan yang menyebabkan frekuensi mata berkedip berkurang. Misalnya: membaca, bekerja di depan komputer, dan menulis, atau aktivitas yang membutuhkan konsentrasi visual lainnya, mata cenderung akan lebih jarang berkedip. Artinya, lapisan air mata akan lebih cepat menguap daripada proses isi ulangnya.
- Efek samping pemakaian kontak lensa
Lensa kontak juga bisa mengiritasi mata dan menyebabkan mata kering. Untuk menghindari risiko infeksi, selalu mencuci tangan dengan bersih sebelum meletakkan atau mengambil lensa kontak. Pastikan untuk mensterilkan lensa kontak seperti yang diperintahkan dan menggantinya sesuai anjuran.
- Masalah pada struktur kelopak mata
Ektropi (pembalikan kelopak mata bagian dalam ke luar) dan entropi (kelopak mata luar yang masuk ke dalam) bisa menyebabkan meta menjadi kering dan teriritasi akibat lapisan air mata yang menguap dengan cepat setelah terkena kontak dengan udara luar terus menerus.
Mata kering juga dapat terjadi akibat keratitis, kondisi di mana kelopak mata tidak menutup sepenuhnya saat tidur.
Diagnosa Mata Kering
Pemeriksaan penyakit mata kering bisa dilakukan oleh dokter spesialis mata dengan melihat tanda-tanda yang terlihat pada mata, serta gejala yang dirasakan oleh penderita. Selain dengan pemeriksaan biasa, kadang dokter juga membutuhkan teknik pemeriksaan khusus untuk memperkuat analisis.