Mata katarak adalah suatu kondisi yang tak dapat dihindari oleh siapapun. Pasalnya, penyebab katarak yang utama adalah proses penuaan. Semakin bertambah usia, proses regenerasi sel-sel dalam tubuh makin melambat. Protein-protein pun kian menumpuk di mata. Inilah asala muasal terbentuknya lapisan keruh dalam lensa mata, yang disebut katarak.
Katarak hanya dapat diatasi dengan melakukan tindakan operasi. Meski memang, tidak semua penderita katarak wajib melakukan operasi. Karena kondisi ini terjadi secara perlahan. Mulanya kekeruhan pada lensa terasa tipis saja, atau bahkan tidak dirasakan.
Namun kemudian katarak menjadi semakin tebal. Keluhan akan penglihatan yang kabur pun semakin terasa. Ketika dibiarkan terlalu lama, itulah yang paling sering mengakibatkan kebutaan. Ujung-ujungnya, tetap harus operasi katarak.
MATA KATARAK HARUS DIOPERASI, RISIKO APA YANG DAPAT TERJADI?
Semua tindakan bedah yang dilakukan tentu saja memiliki risiko. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat operasi katarak semakin aman, cepat, dan meminimalisir risiko.
Perpustakaan Kedokteran Nasional Amerika Serikat mencatat sebuah studi yang dilakukan pada 221.594 pasien yang menjalankan operasi katarak di antara tahun 1994 dan 2006. Studi tersebut menemukan bahwa pasien yang mengalami setidaknya satu jenis komplikasi hanya berupa 5% dari total responden.
Artinya, 95% dari seluruh responden, tidak mengalami komplikasi. Terlebih lagi, ttudi tersebut juga dibagi menjadi tiga periode, yakni tahun 1994-1995, 1999-2000, or 2005-2006. Dan hasilnya menunjukan data terjadinya komplikasi semakin menurun tiap periodenya.
Meski tingkat kesuksesannya tinggi, calon pasien operasi katarak tetap harus mengetahui risiko yang dapat terjadi. Jadi, apabila merasakan gejala-gejala bermasalah, dapat cepat mengambil tindakan dan berkonsultasi dengan dokter.
Berikut risiko-risiko komplikasi dan efek samping yang dapat terjadi pasca operasi katarak:
ENDOFTALMITIS
Endoftalmitis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan peradangan yang hebat di jaringan dalam mata. Peradangan ini biasanya disebabkan oleh infeksi dari bakteri atau jamur.
- Sifat: Sangat jarang terjadi, namun serius, dapat menyebabkan hilangnya penglihatan secara permanen.
- Gejala: Nyeri, mata merah, penglihatan memburuk, kelopak mata merah atau bengkak, keluar cairan kuning atau hijau dari mata.
- Penanganan: Suntikan antibiotik pada mata, operasi.
KEKERUHAN KAPSUL POSTERIOR
Posterior Capsular Opacification (PCO) atau kekeruhan kapsul posterior juga kerap disebut sebagai “katarak sekunder”. Padahal sebenarnya, kondisi ini tidak sama dengan katarak. Sekali dihancurkan, katarak tidak akan pernah bisa kembali.
Untuk mengetahui gambaran bagaimana operasi katarak dilakukan, simak di artikel KMN EyeCare sebelumnya, di sini.
Pada operasi katarak, kapsul lensa bagian depan dihancurkan dan disedot. Namun, bagian belakang tetap berada di tempatnya sebagai penyangga lensa baru yang akan ditanam (intraocular/IOL). Inilah yang disebut kapsul posterior, yang terkadang bisa menjadi keruh atau buram.
- Sifat: Komplikasi yang paling sering terjadi, namun mudah untuk ditangani.
- Gejala: Penglihatan keruh atau buram.
- Penanganan: Tindakan laser kapsulotomi.
ABLASIO RETINA
Retina adalah jaringan belakang mata yang bertugas untuk memproses apa yang dilihat oleh mata dan mengirimnya ke otak. Pasca operasi katarak, terdapat kemungkinan retina mengalami robek maupun lubang, atau terlepas dari dinding mata.
- Sifat: Rata-rata terjadi 1 kali dari 3.000 operasi, sangat darurat untuk segera ditangani, dapat menyebabkan kebutaan permanen sekalinya retina lepas dari dinding mata.
- Gejala: Terasa seperti ada tirai yang jatuh menutupi sebagian mata, munculnya titik-titik yang mengambang dalam gambar penglihatan, nampak sinaran-sinaran saat melihat.
- Penanganan: Ada beberapa macam tindakan operasi untuk mengatasi penyakit retina yang satu ini. Jika robekan belum berkembang menjadi lepas, dokter biasanya melakukan operasi laser. Dalam operasi ini, laser digunakan untuk menutup robekan. Namun jika retina sudah terlepas atau mengalami ablasio, dokter akan melakukan tindakan (operasi) lain.
DISLOKASI LENSA INTRAOKULAR (IOL)
Terdapat risiko bergesernya letak lensa buatan yang ditanam untuk menggantikan lensa yang keruh atau katarak. Kondisi ini harus cepat ditangani, karena biasanya lensa tanam akan menyatu dengan “daging” sekitar tiga bulan setelah operasi.
- Sifat: Tingkat terjadinya rendah. Namun dapat mengakibatkan komplikasi lain jika tidak cepat ditangani, seperti pendarahan, ablasio retina dan lainnya.
- Gejala: Penglihatan buram, penglihatan ganda, dapat melihat pinggiran lensa implan
- Penanganan: Operasi untuk reposisi lensa, atau operasi untuk mengganti lensa.
RISIKO LAINNYA
Selain yang disebut di atas, operasi katarak juga memiliki risiko lain seperti:
- Mata jadi sensitifi terhadap cahaya
- Fotopsia (melihat kilatan cahaya)
- Edema Makula, yakni membengkaknya bagian sentral retina
- Ptosis alias kelopak mata turun
- Hipertensi ocular (tekanan mata meningkat)
- Retina atau kornea membengkak
- Fragmen lensa, yakni tertinggalnya kepingan lensa keruh yang dihancurkan saat operasi katarak
- Penumpukan cairan pada retina
- Pendarahan
Komplikasi minor biasanya dapat hilang dengan mudah, dengan pengobatan dan seiring waktu penyembuhan berjalan. Namun konsultasi dengan dokter mengenai risiko-risiko ini sangatlah penting. Sehingga dapat diatasi dengan benar dan segera.
Informasi lebih lanjut, silakan hubungi RS Mata Achmad Wardi:
Alamat: Jl. Raya Taktakan Km. 1, Lontarbaru, Kota Serang, Banten 42115
Telepon: (0254) 7915503
WhatsApp: 0813-8383-0313